Perbedaan Kaum Muslimin dan Ahmadiyah

Soal:

Apakah perbedaan antara kaum Muslimin dan para pengikut Ahmadiyyah?

Jawab :

Perbedaan antara keduanya bahwa kaum muslimin adalah mereka yang hanya menyembah Allah Ta’ala dan mengikuti Rasul-Nya Muhammad صلي الله عليه وسلم dan beriman bahwa dia sصلي الله عليه وسلم adalah penutup nabi-nabi yang tidak ada nabi setelahnya, adapun pengikut ahmadiyyah, pengikut Mirza Ghulam Ahmad adalah kafir bukan termasuk golongan muslimin karena mereka mengira bahwa Mirza ghulam Ahmad adalah seorang nabi setelah Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم, dan barang siapa berkeyakinan dengan keyakinan ini [1] maka dia adalah kafir menurut kesepakatan seluruh ulama kaum muslimin, berdasarkan firman Allah سبحانه و تعالي:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi” (Q.S. Al-Ahzab: 40).

dan berdasarkan hadits shahih bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:

وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي

“Saya adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelah-ku” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Daud.)

(Fatwa Lajnah Daimah, ketua Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه الله, wakil ketua Syaikh Abdur Razzaq Afifi, anggota Syaikh Abdullah bin Ghadyan dan Syaikh Abdullah bin Qa’ud. Jld. II hal. 221)


[1] pendek kata Pengikut ahmadiyyah adalah kelompok yang mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang nabi yang mendapatkan wahyu dan berkeyakinan bahwa tidak shah keislaman seseorang sampai dia beriman kepadanya, dan Mirza adalah kelahiran abad ke 13, sedang Allah telah memberitahukan bahwa Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم adalah penutup para nabi, dan kaum muslimin semua telah sepakat tentang masalah ini, oleh karena itu barang siapa yang mengakui bahwa setelah nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم ada nabi lain yang menerima wahyu dari Allah maka dia adalah kafir karena dia telah mendustakan Al-Qur’an, dan mendustakan hadits-hadits shahihah yang datang dari Rasulullah sصلي الله عليه وسلم yang menunjukkan bahwa dia صلي الله عليه وسلم adalah penutup para nabi dan dia (pengikut ahmadiyah) juga telah menyimpang dari kesepakatan seluruh kaum muslimin. (hal. 220 )

Baca pula:
Tiga Landasan Utama Manhaj Salaf
Siapakah Mirza Ghulam Ahmad?
Ahmadiyah, Warisan Penjajah!

Sumber:
Al-Sofwah

Siapakah Mirza Ghulam Ahmad?

SIAPAKAH MIRZA GHULAM AHMAD?
Oleh: Ustadz Muhammad Ashim

MUQODDIMAH

Beberapa waktu lalu,[1] marak pemberitaan di media massa tentang Jemaat Ahmadiyah. Berbagai polemik muncul. Banyak media memberikan pembelaan terhadap Jemaat Ahmadiyah yang berpusat di London ini, meski ia lahir di India. Berbagai kalangan yang menisbatkan diri sebagai cendekiawan muslim, ikut menyuarakan argumen pembelaan. Jaringan Islam Liberal (JIL), yang di motori Ulil Abshar Abdalla, begandeng tangan dengan sejumlah aktivis HAM dan sejumlah tokoh gereja, bahkan bermaksud mengajukan gugatan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas fatwa MUI yang menyatakan Jemaat Ahmadiyah Qadiyan sesat dan agar segera dibekukan. Dan fatwa ini ternyata bukan yang pertama bergulir. Sebelumnya sudah ada fatwa dengan substansi yang sama.

Pembelaan yang muncul, semua mengatas namakan HAM dan kebebasan beragama. Santernya sikap pro ini, sempat memojokkan MUI, yang katanya bukan sebagai otoritas yang berhak menghakimi kebenaran beragama. Sementara itu, nyaris tidak satupun media massa yang melakukan balance dalam pemberitaan tersebut. Sungguh ironi.

Tulisan berikut, bukan bermaksud mengupas mengenai Jemaat Ahmadiyah yang tengah diperbincangkan tersebut. Banyak yang sudah membahas. Berikut kami sajikan sisi lain. Yaitu mengenal sosok pencetus Jemaat Ahmadiyah ini. Tidak lain, dia adalah Mirza Ghulam Ahmad. Siapakah dia sebenarnya? Apakah anda mengenalnya?

Tulisan ini kami angkat dari Al-Qadiayaniah Dirasat Wa Tahlil, karya Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir, Idaratu Turjumani As-Sunnah, Lahore, Pakistan, tanpa tahun. Meski hanya satu refensi yang kami jadikan pegangan, namun buku yang dikarang oleh Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir ini merupakan buku yang istimewa. Beliau, yang berkebangsaan Pakistan, sangat menguasai dan memahami permasalahan tentang Ahmadiyah sebagaimana tertulis dengan bahasa aslinya, yaitu bahasa Urdu. Rujukan beliau banyak bertumpu pada karya-karya asli Jemaat Ahmadiyah, baik yang dikarang Mirza Ghulam Ahmad atau para penerusnya.

KELUARGA GHULAM AHMAD

Baca lebih lanjut

AHMADIYAH, Warisan Penjajah

PENGAKUAN MIRZA GHULAM AHMAD:

AHMADIYAH WARISAN PENJAJAH

Ahmadiyah di negeri kelahirannya, Pakistan dan India, lebih dikenal dengan nama jemaat (golongan) Qodiyaniah. Penamaan jemaat ini dengan Ahmadiyah untuk mengecoh kaum Muslimin di luar, sebab di ‘tanah kelahirannya’ hanya populer dengan nama Qodiyaniah, sesuai dengan nama tempat kemunculannya, Qodiyan. Kendatipun sejatinya tidak ada hubungannya sama sekali antara mereka dengan Rasulullah Muhammad صلي الله عليه وسلم yang salah satu namanya adalah Ahmad. Sebab nama lengkap ‘nabi’ mereka adalah Ghulam Ahmad, bukan Ahmad (saja). Demikian penuturan Syaikh Ilahi Zhahir, seorang Ulama Pakistan yang mendalami gerakan ini dan menuliskannya dalam buku berjudul al-Qodiyaniah, Dirosatun wa tahlil, terbitan Idaratu Turjumanis Sunnah, Lahore Pakistan [1].

Salah satu fakta tersembunyi yang beliau angkat, bahwa Qodiyaniah (Ahmadiyah) merupakan warisan penjajah kolonialisme Inggris. Untuk membuktikannya, beliau hanya membiarkan mereka berbicara tentang diri mereka sendiri lewat buku dan pernyataan mereka. Inilah beberapa pernyataan mereka baik dari si Nabi Palsu, keturunannya, maupun misionaris agama Qodiyaniah.

Baca lebih lanjut