Apakah Hakikat Hizbiyyah

Soal:

Apakah Hakikat Hizbiyyah?

Jawab:

Syaikh Masyhur Hasan Salman خفظه الله menjawab :

Terakhir adalah hakikat hizbiyyah,[1] al-Wala (loyaliitas) dan al-Baro’, sikap cinta ataupun benci haruslah berdasarkan agama. Kita dituntut untuk mencintai seseorang, membencinya wala maupun bara’ atasnya haruslah karena agama. Pernah terjadi antara seorang Muhajirin dengan seorang Ansor pertengkaran, sehingga keduanya menjerit minta bantuan kepada kaum masing-masing” Wahai Ansor, Wahai Muhajirin !!”. Seketika Rasulullah datang menghampiri mereka dan bersabda:” Kenapa kalian masih menyerukan fanatisme kejahiliyyah sementara aku ada ditengah-tengah kalian”. Hakikat Hizbiyyah yakni al-wala’ dan al-baro’ serta berkelompok yang mereka lakukan bukan berlandaskan syariat.

Agama kita sebenarnya sangat lengkap dan sangat munazzam (teratur rapi) kita diatur melaksanakan ibadah haji dalam satu waktu dan satu tempat, solat berjamaah ditempat yang ditentukan, berpuasa pada waktu yang sama, segala sesuatu diatur lengkap dalam agama kita. Barang siapa yang tidak rela dengan agama ini semoga dijauhkan Allah. Cukuplah bagi kita untuk berkumpul dibawah satu panji, melaksanakan ketaatan.[]

Disalin dari Tanya Jawab bersama Masyaikh Markaz Imam Albani pertanyaan ke-4 (pertanyaan ke-4 ini memiliki 3 soal) yang eBooknya dari AbuSalma.


[1] Sebelumnya Syaikh telah menjawab tentang mashalih mursalah dan Maslahat dakwah yang juga telah diposting di blog ini. Ibnu Majjah

Download:
Apakah Hakikat Hizbiyyah
Download Word

Apakah Standar Bid'ah atau Bukan?

Soal:

Bagaimana standar suatu permasalahkan dapat digolongkan ke dalam perkara bid’ah ataupun tidak?

Jawab:

Syaikh Salim ‘id al-Hilali خفظه الله menjawab :

Bid’ah yaitu suatu perkara yang tidak memiliki dalil sedikitpun baik yang menyangkut asalnya maupun sifatnya (caranya). Segala perkara yang diada-adakan di dalam agama ini maka akan tertolak, semua bid’ah tetaplah dinggap bid’ah baik dengan meninggalkan sesuatu dalam Islam dengan niat bertaqarrub kepada Allah ataupun bid’ah idofiyyah yaitu perkara yang dasarnya disyariatkan namun sifatnya/caranya dibuat-buat.

Tetapi bukan setiap orang yang tergelincir kedalam perbuatan bidah dihukumi sebagai Ahlu bid’ah. Seseorang dihukumi dengan ahlu bid’ah jika telah diberitahukan kepadanya tentang kebid’ahan perbuatannya, dinasehati dan diperingatkan namun dia tetap bersikeras dengan bid’ahnya. Orang seperti ini digolongkan ke dalam Ahlu bid’ah dan boleh ditahzir sebab tidak lagi memiliki karamah (harga diri sebagai muslim).[]

Disalin dari Tanya Jawab bersama Masyaikh Markaz Imam Albani pertanyaan ke-7 yang eBooknya dari AbuSalma, dengan mengambil jawaban sesuai dengan pertanyaan.

Download:
Apakah Standar Bid’ah atau Bukan?
Download Word

Lihat pula:
Apa Maksud Mashalih Mursalah